Ada kabar angin bahwa Mullah Nasrudin berprofesi juga sebagai penyelundup.Maka setiap melewati batas wilayah, penjaga gerbang menggeledah jubahnya yang berlapis-lapis dengan teliti. Tetapi tidak ada hal yang mencurigakan yang ditemukan. Untuk mengajar murid-muridnya, Mullah Nasrudin memang sering harus melintasi batas wilayah tersebut.
Suatu malam, salah seorang penjaga mendatangi rumahnya."Aku tahu,wahai Mullah, engkau penyelundup. Tapi aku menyerah, karena tidak pernah bisa menemukan barang selundupanmu. Sekarang, jawablah penasaranku: apa yang engkau selundupkan ?"
"Jubah," kata Nasrudin, serius.
Kita biasa mencari sesuatu yang sebenarnya "sesuatu" itu sudah berada di hadapan kita,seperti misalnya ketika kita yang mencari kebahagian hidup,kita mencoba mendapatkanya dengan jalan kekayaan,tapi hidup kita malah jauh dari kebahagian.Setiap hari pikiran kita frustasi pada permasalahan menghadapi pelanggan,pesaing dan lain sebagainya.Lalu kita mencari kebahagian dengan jalan kedudukan.Ternyata setelah kita mencapai kedudukan yang tinggi kita menjadi sulit menjadi diri sendiri.Setiap waktu di tuntut tampil sempurna layaknya jabatan yang kita emban.Sesudah itu apa yang terjadi?hidup kita bukannya bahagia tapi malah semakin terpuruk.
Bukankah kebahagiaan sudah di hadapan kita, bahkan ia sudah berada di samping kita sejak kita terlahir di dunia.Sumber kebahagian itu ada di hati kita,kita mampu mendapatkannya jika kita ikhlas menerima apa adanya.
0 komentar:
Posting Komentar