Seorang tetangga Nasrudin telah lama bepergian ke negeri jauh. Ketika pulang, ia menceritakan pengalaman-pengalamannya yang aneh di negeri orang.
"Kau tahu," katanya pada Nasrudin, "Ada sebuah negeri yang aneh. Di sana udaranya panas bukan main sehingga tak seorangpun yang mau memakai pakaian, baik lelaki maupun perempuan."
Nasrudin senang dengan lelucon itu. Katanya, "Kalau begitu, bagaimana cara kita membedakan mana orang yang lelaki dan mana yang perempuan?"
Ada makna tersembunyi dari kisah diatas.Di sadari atau tidak,bahwa sesuatu yang melekat pada diri kita,biasanya telah membutakan mata kita dalam menilai sesuatu.Kita sering menganggap bahwa si A yang berjas dan berdasi,kerja di perkantoran statusnya lebih mulia dari pada si B yang hanya tukang sayur.Kita tidak tahu apakah si A tadi melakukan pekerjaannya dengan jalan halal,atau malah sering korupsi,menyogok dan lain sebagainya.
Hal-hal yang demikian yang menjadi rujukan kita dalam menilai sesuatu.Bahwa perbedaan status,posisi,kekayaan telah melupakan pada eksistensi manusia yang sebenarnya "sama" di mata Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar